
Berhemat Dengan Biaya 500 Ribu Perbulan Kuliah Di Malang – Tinggal sepanjang kuliah di Malang, pastinya beberapa hal dapat dikerjakan. Walau cost hidup disebut murah di banding Jakarta serta Surabaya, namun masih tetap saja mengontrol keuangan sangatlah terpenting.
Malang di kenal mempunyai banyak tujuan wisata, serta bermacam kuliner yang pastinya menarik semuanya untuk coba serta nikmati.
Menyandang kota pendidikan, usaha makanan, minuman, kafe serta laundry menjamur di lokasi yang berdekatan dengan perguruan tinggi. Tempat nongkrong murah dan meriah tidak susah didapati, begitupun dengan kafe-kafe bagus jadikan kongkow. Pastinya harga nya sedikit mahal, terutama Pemerintah Kota Malang memberlakukan pajak service restoran sebesar 10 %.
Yang disebut restoran yaitu sarana penyedia makanan serta atau minum dengan diambil bayaran yang meliputi rumah makan, kantin, warung, bar, serta sejenisnya termasuk juga layanan boga atau katering. Pajak sama saja diberlakukan untuk tontonan film, semuanya ditata dalam Perda Nomer 16 Th. 2010 terkait Pajak Daerah.
” Kami tidak sering sekali nongkrong di kafe. Saya sempat serta harga nya memanglah mahal. Masak minuman saja diatas 15 ribu, waktu itu di ajak rekan, dari pada demikian, mending buat sendiri di kos. Namun ada saatnya memanglah butuh, untuk menghilangkan jemu, ” kata Eva Nurhidayah, satu diantara mahasiswi Kampus Brawijaya asal Lamongan pada detikcom, Senin (9/7/2018).
Eva kuliah di Kampus Brawijaya lewat jalur undangan. Sekarang dia telah masuk semester 3 di Fakultas Peternakan. Tiap-tiap sebulan, dia cuma memperoleh uang saku sebesar Rp 500 ribu dari orang tuanya itu.
Tidak mau boros, Eva bahkan juga tidak sempat berkunjung dalam suatu kantin yang dimaksud ada di belakang gedung Samantha Krida. Disitu, kata dia, cuma didatangi mahasiswa yang berkantong tebal.
” Kami tak sempat kesana, di situ dapat disebut mahasiswa yang mempunyai saku lebih. Lantaran mahal, ” katanya.
Beda dengan Lutfha mahasiswi asal Jakarta yang pastinya melihat cost hidup di Malang, tambah lebih rendah dibanding tempat aslinya. Namun mahasiswi juga semester 3 ini mengakui, telah menghadapi keperluan operasional belajar, seperti membawa printer sendiri, serta tak laundry. Semuanya keperluan kos, telah dia beli mulai sejak duduk di semester I serta II.
” Untuk sehari, saya dapat butuhkan Rp 50 ribu. Semuanya untuk makan sejumlah 3x, serta fotocopy, bila berbeda fotocopy dapat Rp 30 ribu. Spesial makan bergantung menunya, nasi dengan lauk ayam dapat Rp 10 ribu, sayur, nasi, serta gorengan dapat Rp 8 hingga 9 ribu. Bekasnya, Rp 20 ribu untuk keperluan lain-lain, termasuk juga fotocopy, ” jelasnya.
Mahasiswi lainnya, Hanifa sekarang telah semester 8, bahkan juga mengakui, tidak sering sekali mencari hiburan nonton maupun berjalan-jalan ke mal. Menurutnya, dengan tingkah laku demikian, jadi minimum cost hidup yang diperlukan sepanjang sebulan sebesar Rp 2 juta.
” Saya tidak sering nonton, atau jalan ke mal, satu bulan terkadang sekali, itu saja tidak sering, ” tuturnya terpisah.